ASLI


PALSU

Subdit II Direktorat Reserse Kriminal Polda Jawa Barat (Jabar) meringkus seorang kakek berinisial TS (60) pembuat uang palsu logam pecahan Rp 500,- emisi tahun 2008. Kakek yang kesehariannya bekerja sebagai tukang bubut sudah sejak 2010 menjual alat pencetak uang yang kemudian menjadi pencetak uang.

Sekilas tidak ada yang berbeda dari logam perak itu. Namun jika diteliti lagi uang karya si kakek memang terlihat berbeda dengan uang cetakan Bank Indonesia.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul menyebut, terdapat beberapa bagian yang membedakan uang logam palsu hasil mesin buatan TS dengan uang asli. Di antaranya adalah tidak adanya tulisan Bhineka Tunggal Ika pada logo burung Garuda, tekstur bunga melati tidak rapi, dan gerigi di bagian samping yang lebih kasar.

Dia pun menghimbau kepada masyarakat agar lebih jeli menerima koin Rp 500, sebab disinyalir sejak 2010, puluh ribu koin ini sudah beredar.

"Kalau tersangka dalam sehari, bisa memproduksi 1.000-1.500 koin, namun itu baru dilakukan seminggu lalu karena keburu ditangkap. Tapi dari hasil penjualan mesin cetak, pembeli juga diduga menggunakan untuk mencetak uang koin palsu, sehingga pembeli mesin bubut ditambahkannya, masih menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO)," terangnya.


Dibongkar, Kawanan Pembuat Uang Palsu Koin

Jajaran Reksrim Polsek Gajahmungkur berhasil membongkar kelompok pembuat uang palsu koin dari sebuah rumah di Genuk Karanglo RT 1 RW 2 Tegalsari, Candisari, Senin (26/10) malam.

Dari rumah tersebut, petugas yang dipimpin Kanit Reskrim, Iptu Teguh W menyita sedikitnya 1.000 keping uang logam pecahan Rp 500. Disita juga alat pembuat uang palsu tersebut, diantaranya palu, tatakan pembuat uang, air keras, dan juga cetakan uang logam.

Dari rumah berukuruan sekitar 5x7 meter itu dibekuk juga pembuat uang palsu tersebut, Nardi Basuki (57) warga Ngonto RT 5 RW 2 Candi, Bandungan, Kabupaten Semarang.

Berdasar keterangan Nardi itulah, polisi lalu meringkus Rusbianto alias Kanthil (41) warga Pleburan RT 9 RW 2, Pleburan, Semarang Selatan. Rupanya, rumah yang digunakan sebagai bengkel pembuatan upal itu adalah milik Rusbianto.

Kapolresta Semarang Selatan, AKBP Nurkolis SIK MSi menyatakan, berdasar penyidikan sementara, sebagian uang tersebut masih berbentuk koin dan belum jadi uang. Dengan kata lain, tinggal menunggu proses pengecapan dengan sebuah alat buatan para tersangka. "Ada sedikitnya empat alat pencetak uang koin palsu yang telah diamankan," jelas AKBP Nurkolis kepada wartawan.

Disinggung keterlibatan mereka dalam sebuah jaringan uang palsu, alumnus Akpol tahun 1992 tersebut menyatakan masih meyelidiki lebih dalam. Berdasar keterangan tersangka, mereka sudah beroperasi membuat uang palsu koin itu sekitar tiga minggu lalu.

Tersangka Nardi menyatakan, dia yang sepenuhnya membuat uang logam palsu tersebut. Sementara rekannya Rusbianto adalah otak dari rencana itu. Rusbianto juga lah yang menyediakan lokasi pembuatan, peralatan, dan juga bahan logam untuk membuat uang palsu tersebut.

Penggerebekan yang dilakukan malam hari oleh petugas membuat warga sekitar geger.

Warga sekitar mengaku tak menyangka kawasannya digunakan oleh orang yang membuat uang palsu. Setahu mereka, Nardi yang dipekerjakan oleh Rusbianto tersebut membuat aneka bandul dari logam dan stempel.

Ketua RT 1 RW 2, Sugimin menyatakan kaget saat tiba-tiba polisi datang ke wilayahnya guna menggerebeg. "Saat dia (Nardi Red) datang kesini, saya sudah meminta dia menyerahkan fotokopi KTP dan surat boro. Namun belum juga diberikan ke saya. Kepada saya dan warga, dia mengaku pembuat bandul dan stempel," jelasnya ketika menyaksikan proses penggerebegan polisi.
sumber

Jangan lupa di like dan Follow Twitter | @osserem

   

0 komentar:

Post a Comment

Anda sopan saya segan..Titip Alamat blog anda disini pasti akan saya kunjungi balik

 
Top