Jakarta, Saat arus mudik dan balik Lebaran berlangsung, sepeda motor ditengarai sebagai alat transportasi yang paling banyak terlibat kecelakaan. Tak cuma itu, ternyata ada kasus di mana balita yang ikut mudik dengan menumpang sepeda motor tiba-tiba meninggal dalam gendongan sang ibu.

"Waktu saya jadi Kapolsek Cibitung ada yang istirahat di check poitn pos saya, tiba-tiba nangis karena anaknya yang balita meninggal dalam dekapan, sudah tidak bernyawa. Kaget saya," ujar Kepala Posko Mudik Lebaran Polda Metro Jaya, Kompol Miyanto.

Hal itu disampaikan dia dalam focus group discussion Ramadan dan mudik ramah anak di kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/8/2012).

Menurut Miyanto, balita tersebut kemungkinan meninggal karena kain gendongan yang telalu kencang, sehingga mungkin tercekik atau kehabisan nafas.

Dia menyampaikan kecelakaan sepeda motor pun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun mudik dengan sepeda motor lebih ekonomis, namun jauh lebih berisiko. Apalagi kerap kali terlihat gambar di media televisi, ayah, ibu dan ketiga anaknya menaiki satu sepeda motor.

Untuk meminimalkan kecelakaan pengendara sepeda motor saat arus mudik berlangsung, sejumlah bus disediakan oleh Polda Metro Jaya. Bus-bus ini akan mengangkut anak dan ibunya. Sedangkan si ayah tetap menaiki sepeda motornya.

"Bus untuk tahun ini jumlahnya sudah lebih banyak dari tahun lalu. Perusahaan bus dari Hiba atau Mayasari memberi bus-bus untuk membantu mengangkut. Nanti ayahnya naik sepeda motor sendiri dan akan bertemu di check point yang ditentukan," terang Miyanto.

Nah, jika ayahnya tidak kuat, misalnya saat dicek oleh dokter di posko tidak bisa melanjutkan perjalanan dengan sepeda motor, maka akan diupayakan naik bus juga.

Sementara itu Wakil Ketua KPAI, Asrorun Ni'am, menyebut akibat tidak utuhnya pelayanan dan antisipasi banyak kelompok rentan (anak-anak dan ibu hamil) menjadi korban kecelakaan. Data yang diperoleh KPAI pada tahun 2011 terjadi kecelakaan sebanyak 2.770 kasus. Korban tewas pada arus mudik tahun lalu 449 orang, luka berat 760 orang, dan luka ringan 1.914 orang. Kelompok rentan banyak menjadi korban akibat kecelakaan tersebut.

"Kecelakaan biasanya terjadi misalnya mau melindungi anak dengan membekap, tapi malah meninggal di tangan. Kami juga mau polisi ikut mengimbau untuk meminimkan penggunaan sepeda motor untuk mudik," kata Ni'am.

Ni'am mengusulkan agar keberadaan check point yang telah ada sejak 2011 lebih dimaksimalkan agar tidak gagal total. Dia berharap akan ada partisipasi masyarakat di sepanjang jalur mudik untuk memberikan shelter dan tempat istirahat kepada pemudik.

"Partisipasi bisa muncul di sepanjang jalan raya yang dilalui pemudik dengan mempersilakan rumah atau masjid sebagai tempat istirahat serta berteduh. Hal ini bisa mendorong kesetiakawanan sosial dan kampanye mudik ramah anak," tutur Ni'am.

Nah, dengan banyaknya tempat istirahat maka akan memperpendek jarak tempuh bagi para pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi.
sumber

Jangan lupa di like dan Follow Twitter | @osserem

   

0 komentar:

Post a Comment

Anda sopan saya segan..Titip Alamat blog anda disini pasti akan saya kunjungi balik

 
Top