Sang ayah Schanwazcoor mempertanyakan ujung jarum yang tidak ada ketika perawat mencabutnya dari paha Eesa Shafiq, namun perawat tersebut justru malah membentaknya. Bahkan beberapa jam setelah disuntik, kaki anak tersebut menjadi kaku dan ia hampir tidak bisa bergerak.
Karena penasaran, hari berikutnya sang ayah membawa anaknya ke rumah sakit dan hasil sinar X menunjukkan bahwa ujung jarum suntik masih tertinggal di bawah kulit paha kirinya. Eesa merasa kesakitan karena masih ada 2 cm logam jarum suntik yang tersisa di paha kirinya.
Akibat kondisi ini Eesa pun harus menjalani operasi selama 2 jam untuk mengangkat sisa jarum tersebut dan keesokan harinya ia baru boleh pulang ke rumahnya di Woodthorpe di Nottingham.
"Ini mengerikan karena anak saya dibiarkan memiliki sepotong jarum di pahanya setelah ia divaksin," ujar Shanwazcoor, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (7/8/2012).
Shanwazcoor menuturkan ia bersama anaknya ketika perawat memberikan suntikan, saat suntikan dicabut ia tidak melihat ujung jarum dan bertanya apakah ujung jarum masih di dalam kaki anaknya. Namun perawat mengatakan bahwa ia sudah menjadi perawat selama 20 tahun dan tidak pernah mengalami patah jarum.
"Dokter datang dan mereka melihat-lihat lantai tapi tidak menemukan adanya jarum, mereka berpikir tidak mungkin jarum masih menempel di pahanya. Saya pikir mereka akan memanggil ambulans untuk membantu kami karena Eesa hampir tidak bisa berjalan dan menangis karena sakit, tapi ternyata mereka mempersilahkan kami pulang," ungkapnya.
Jarum yang sempat bersarang di paha kiri Eesa merupakan injeksi tunggal dari vaksin untuk mencegah difteri, batuk rejan dan juga polio (DPT/Difteri, pertusis dan polio).
"Saya tidak bisa percaya ketika melihat hasil sinar X dan siapa yang tahu apa jenis kerusakan jangka panjang yang bisa disebabkan jika ada jarum suntik yang tertinggal di dalam pahanya. Eesa juga jadi trauma dan mengatakan tidak mau ke dokter lagi," ujar Shanwazcoor.
Keluarga pun kini telah membuat pengaduan resmi dan menginstruksikan pengacara untuk mengklaim kelalaian medis yang ada agar tidak terjadi pada anak lainnya saat mendapatkan vaksin.
sumber
0 komentar:
Post a Comment
Anda sopan saya segan..Titip Alamat blog anda disini pasti akan saya kunjungi balik