AKU mulai tahu apa itu cinta buta. Sebab sudah ku alami sendiri. Mataku dibutakan perasaan. Bukan cuma soal usia ku yang berpaut 31 tahun dengannya, tapi statusnya yang telah beranak istri, seolah tak kupedulikan selama ini. Kini, Aku dan istrinya malah tengah mengandung bayi dari pria yang sama.

Oh yah, panggil saja Aku, Bunga. Usiaku baru 15 tahun. Sedang ayah dari janin yang kukandung ini, sudah berumur 46 tahun. Namanya J Sinaga. Sebelumnya kami tinggal bertetangga di Nagori Bah Bolon Tongah, Kec Panei Tongah, Simalungun.

Kekasihku mencari nafkah sebagai agen penjual kayu bakar. Entah apa yang membuat, tapi Aku merasa selalu ingin dekat dengannya. Sampai akhirnya kehormatanku rela kuserahkan padanya.

Akibat perbuatan terlarang itu, Aku tengah mengandung 4 bulan. Malu memang, apalagi Aku masih berstatus sebagai siswi di salah satu SMP di Kecamatan Panombean Panei.

Memang selama ini, hubungan itu kami sembunyikan agar tak diketahui siapa pun. Tapi akibat kehamilanku ini, keluarga mulai curiga. Aku tersudut, terpaksa kubeberkan.

Hasil pembicaraan antar keluarga, sebenarnya sudah sempat membuat hatiku sedikit lega. Sebab orang tua merencanakan pernikahan kami, meski hanya secara adat. Tapi saat mau berlangsung, acara itu digagalkan warga.

Warga dan keluarganya tak setuju pernikahan itu dilakukan. Alasan warga, usiaku masih terlalu dini. Di samping itu, umur kami berpaut terlalu jauh, bahkan dia sudah punya 3 anak yang baru duduk di bangku SD.

Bukan cuma itu, rencana pernikahan kemarin juga dibatalkan dengan alasan istri kekasihku tengah mengandung 4 bulan. Tapi kenapa warga tak melihat kondisi ku? Aku kan juga sedang hamil dari pria yang sama. Tak bisa dielakkan lagi, sudah terlanjur.

Padahal Pangulu Nagori sudah sempat datang. Kami kedua pihak bermusyawarah secara tertutup. Tapi kenapa pula tiba-tiba ada personil polisi dari Polsek Panei Tongah, datang dan menengahi masalah ini?

Gara-gara itu, suasana jadi memanas. Keluargaku dan keluarga J Sinaga, terus ribut. Dari pada berurusan dengan polisi, karena mungkin sudah diadukan keluargaku, akhirnya Aku manut saja apa saran kekasihku. Yah, kami kabur dari kampung itu.

Mau dilaporkan lagi, ya terserahlah. Resiko kami tanggung bersama. Yang aku tahu dalam hatiku, Aku tak ingin berpisah dengannya. Apalagi sampai melihatnya meringkuk di penjara. Terus terang Aku tak rela, kami sama-sama menyintai.

Beginilah kisah cintaku yang terjalin sejak Aku merantau dari kampung untuk mendulang ilmu di bangku SMP, tiga tahun lalu. Sering-sering bertemu lantaran cuma berjarak 4 rumah, hubungan ini terlanjur dalam.
sumber 


0 komentar:

Post a Comment

Anda sopan saya segan..Titip Alamat blog anda disini pasti akan saya kunjungi balik

 
Top